86 Persen Wilayah Masih Hutan, Mahulu Gandeng YKAN Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan
“Dalam 30 tahun terakhir hampir 30 persen dari luas hutan di Kalimantan telah beralih fungsi untuk perkebunan dan industri ekstraktif. Padahal hutan Kalimantan sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon dalam jumlah besar,” jelas Herlina.
YKAN menerapkan pendekatan SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan) dalam mendampingi masyarakat kampung, dengan menempatkan mereka sebagai aktor utama dalam perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam.
“Kami mendampingi masyarakat untuk mengenali potensi yang mereka miliki dan menentukan cara mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sembari tetap melindungi hutan yang menjadi warisan leluhur mereka,” terangnya.
Lima kampung di Mahulu yang telah menerima pendampingan YKAN adalah Long Melaham, Batu Majang, Long Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, dan Batoq Keloq. Fokus pendampingan meliputi pengelolaan sumber daya alam, tata ruang, peningkatan kesejahteraan, serta penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.
Sebagai kabupaten yang baru berdiri pada 2013, Mahakam Ulu menyimpan potensi besar sebagai model pembangunan hijau. Dari total wilayahnya, hutan konservasi dan lindung mencakup 668.821 hektare, kawasan hutan produksi terbatas 556.185 hektare, dan hutan produksi 107.316 hektare. Menjaga hutan ini bukan hanya soal konservasi, tetapi juga soal keberlanjutan hidup masyarakatnya.