Masyarakat Lokal Berau Dilatih Memimpin Restorasi Mangrove

Mengamati Mangrove
Sumber :
  • YKAN

Berau, Kaltim – Sebagai upaya melibatkan masyarakat dalam menjaga kawasan mangrove,Yayasan konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Pemerintah Kabupaten Berau menggelar pelatihan pengelolaan dan penguatan sistem basis data kawasan mangrove. Kegiatan yang digelar 8-10 Januari 2025 ini, bertujuan untuk menguatkan pengelolaan kawasan mangrove di Kabupaten Berau secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Potret Kampung Long Beliu, Ekowisata Kampung Rotan untuk Pelestarian Hutan

Masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari ekosistem pesisir diajak menyusun perencanaan aksi terpadu terhadap pengelolaan kawasan mangrove yang mutakhir dan mengikuti trend perkembangan. Hal ini sejalan dengan metode Restorasi Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat atau Community Based Ecological Mangrove Rehabilitation (CBEMR). 

Metode CBEMR memungkinkan masyarakat lokal memimpin restorasi mangrove dengan pendekatan sistematis dan standar yang terukur. Pelibatan masyarakat menjadi sangat penting, karena mereka lebih memahami situasi di daerah tersebut. Bersama pemangku kepentingan lainnya, seperti pemerintah dan dinas terkait, masyarakat dapat menganalisis fenomena atau permasalahan yang terjadi di kawasan mangrove di sekitar tempat tinggal mereka sekaligus mengasah keterampilan mereka untuk melakukan pemantauan dan pendataan mangrove menggunakan beberapa perangkat hingga praktik pendugaan biomassa dan karbon hutan mangrove.

BKSDA Kaltim lepasliarkan Empat Individu Orangutan di Kutai Timur

“Melalui pelatihan ini, kami lebih memahami bagaimana mangrove dapat menjadi aset penting untuk masa depan, baik untuk lingkungan maupun perekonomian masyarakat. Ini memberikan harapan baru bagi masyarakat pesisir. Kami berharap, sinergi antara masyarakat dan pemerintah dapat terus terjaga,” kata Ketua Tabalar Mangrove Lestari (TML) Kampung Tabalar Muara, Harjo.

Sebagai negara dengan kawasan mangrove terluas di dunia, Indonesia memiliki kawasan mangrove sekitar 3,1 juta hektare, atau 22,6% dari luas mangrove di dunia. Salah satu kabupaten dengan kawasan mangrove terluas adalah Kabupaten Berau, yaitu sekitar 80 ribu hektare. Namun, kawasan ini terus menghadapi tekanan akibat pembukaan tambak, pembalakan ilegal, pariwisata tidak berkelanjutan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya.

Labuan Cermin, Destinasi Wisata Danau dan Hutan di Kabupaten Berau

Guna mengatasi situasi tersebut, diperlukan keterlibatan para pihak dalam menjaga dan melindungi kawasan mangrove di Kabupaten Berau agar tetap bertahan pada kondisi yang baik. 

“Kawasan mangrove di Kabupaten Berau adalah aset penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan pengelolaan mangrove dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan yang tidak hanya melindungi ekosistem, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Berau, Muhammad Said.

Halaman Selanjutnya
img_title