Batik Dayak di Kutai Barat Bangkit Lewat Kolaborasi BEK dan Dekranasda
Kutai Barat – Batik Dayak bukan sekadar kain bermotif. Ia menyimpan identitas dan filosofi masyarakat lokal yang diwariskan lintas generasi. Pelestarian batik menjadi penting bukan hanya untuk menjaga budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Upaya ini kini digerakkan bersama oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kutai Barat dan PT Bharinto Ekatama (BEK). Lewat pelatihan membatik tulis, keduanya ingin menghidupkan kembali tradisi batik khas Kutai Barat sekaligus mendorong masyarakat menjadikannya peluang usaha.
Ketua Dekranasda Kutai Barat, Maria Christina Moses, mengatakan pihaknya berkomitmen mengangkat kembali tradisi membatik dengan menonjolkan motif khas dari berbagai etnis.
“Ya, tentunya kita mau hidupkan kembali ya batik tulis gelam dan sekarang kita mau hidupkan lagi batik tulis kita yang ada di Kepedasan Ketara ini. Mungkin kita bisa mengangkat motif-motif khas Kutai Barat dari berbagai macam etnis ya, misalnya mungkin dari kunjung ada kriung. Jadi kita aplikasikan lagi motif-motif kriung itu di batik tulis kita,” ujarnya.
Maria menambahkan, kekayaan motif batik Dayak yang beragam membedakan Kutai Barat dengan daerah lain.
“Terus dari benua mungkin ada sarut, ada juga tumpar, dan lain-lain sebagainya yang ada di Kutai Barat,” katanya.
Menurutnya, proses membatik tidak hanya melatih keterampilan, tetapi juga memberikan pengalaman menyenangkan bagi masyarakat.
“Enak ya, asik, kerjanya asik. Jadi dibutuh keuletan memang, semangat yang banyak juga. Sehingga adanya mencating ini, membatik ini kan banyak kegunaannya, banyak manfaatnya,” tutur Maria.
Ia menegaskan, manfaat itu juga bisa dirasakan dari sisi ekonomi. “Salah satunya meningkatkan perekonomian kita juga, pengalaman kita juga. Sehingga, dan kita harapkan angka kemiskinan kita juga nggak banyak ya. Karena ini menciptakan lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Yogyakarta untuk memberikan teknik dasar hingga praktik menciptakan motif khas Kutai Barat. Dukungan BEK menjadi kunci agar pelatihan ini tidak hanya berhenti sebagai kegiatan, tetapi bisa berkembang menjadi gerakan nyata.
HSEC Head PT BEK, Cipto Hadi Purnomo, menekankan pentingnya batik sebagai simbol identitas sekaligus peluang ekonomi. Ia menyebut, setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan yang harus diangkat.
“Batik merupakan warisan nasional, hampir setiap daerah punya ciri khas masing-masing. Harapannya, Kutai Barat juga bisa memiliki motif batik yang dikenal di Indonesia. Selain itu, batik Kutai Barat bisa menjadi percontohan di daerah lainnya,” ujarnya.
Cipto menambahkan, sasaran utama program ini adalah masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.
“Pelatihan ini ditujukan bagi warga yang belum memiliki pekerjaan, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak muda, agar memiliki keterampilan baru sekaligus peluang usaha,” katanya.
Ia berharap, kegiatan ini menjadi awal yang berkelanjutan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di pelatihan, tetapi berlanjut menjadi gerakan nyata menjadikan batik motif etnik Kutai Barat sebagai identitas sekaligus peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat,” pungkasnya.