Warisan Seni Cadas Dunia Perkuat Usulan Geopark Sangkulirang-Mangkalihat ke UNESCO
Berau – Salah satu daya tarik utama kawasan karst Sangkulirang–Mangkalihat adalah keberadaan lukisan gua yang diperkirakan berusia lebih dari 40.000 tahun. Temuan ini menjadikan kawasan tersebut sebagai rumah bagi seni cadas tertua di dunia, bahkan mendahului lukisan serupa yang ditemukan di Eropa.
Selain warisan prasejarah, kawasan karst ini juga menyimpan keunikan geologi yang langka, seperti kerucut karst menjulang, sungai bawah tanah yang membentuk jalur alami, hingga danau-danau jernih di tengah hutan. Kombinasi geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity menjadikan Sangkulirang–Mangkalihat unggul dibanding banyak geopark lain di Indonesia.
“Geopark ini bukan hanya soal wisata, tapi juga pengakuan budaya dan peluang penelitian global,” kata Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud.
Menurutnya, keunggulan kawasan ini akan lebih dikenal dunia bila berhasil masuk daftar UNESCO Global Geopark.
Kepala Kampung Merabu, Asrani, menyebut keterlibatan masyarakat sangat penting untuk menjaga warisan berharga tersebut.
“Kami berharap dukungan agar taman bumi ini membawa manfaat. Masih banyak gua dan kekayaan alam di Merabu yang belum terekspos,” ujar Asrani.
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) juga menilai keunggulan kawasan ini berpeluang kuat untuk pengakuan internasional.