Maratua Bangkit Lewat Ekowisata, Warga Berjuang Jadi Tuan di Rumah Sendiri
Potensi ini kini mulai dilirik sebagai alternatif wisata pengalaman yang berbeda dari sekadar pantai dan laut. Warga kemudian berusaha lebih gigih mengeksplorasi kampungnya agar wisatawan memastikan banyak pilihan ketika menginap di Pulau Maratua.
Sebuah jalan tengah menarik, homestay murah dan pilihan lokasi wisata yang sangat banyak. Harapannya, pengunjung bisa mengeluarkan lebih banyak uang di Pulau Maratua.
Sejak 2021, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mendampingi warga Maratua melalui program SIGAP dan Ekonomi Biru. Pendampingan itu meliputi pengelolaan ekowisata, penguatan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), hingga pengembangan produk lokal.
Manajer Program Ekonomi Biru YKAN, Andi Trisnawati, menjelaskan bahwa pendampingan dilakukan agar masyarakat benar-benar siap bersaing.
“Program Ekonomi Biru ini memberikan penguatan kepada masyarakat dari berbagai sisi, berharap masyarakatnya bisa bermain di sektor ini, di rumah sendiri. Tidak hanya menjadi penonton,” ujar Trisnawati.
YKAN juga memperkuat kapasitas aparatur desa melalui Akademi Kampung SIGAP, sehingga tata kelola desa dan sumber daya alam semakin berkelanjutan. Kesadaran lingkungan yang tumbuh, dari berhenti menggunakan bom ikan hingga menjaga karang, kini berbuah harapan baru.
Pulau Maratua memang indah, tapi keindahan itu tak akan berarti tanpa keterlibatan masyarakatnya. Setelah melewati fase panjang, dari resor asing yang eksklusif hingga masyarakat yang mulai berdaya, arah baru kini terbuka. Arah itu bernama Ekowisata.