Sungai Mahakam Surut Picu Krisis Logistik, Pertamina Pastikan Pasokan LPG Tetap Jalan hingga Long Apari
Langkah distribusi energi ini hadir di saat situasi di hulu Mahakam kian mengkhawatirkan. Dalam Rapat Koordinasi Multisektor Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahakam Ulu pada 25 Juli lalu, terungkap fakta-fakta mencemaskan.
Kepala Pelaksana BPBD Mahakam Ulu, Agus Darmawan, mengungkap lonjakan harga kebutuhan pokok dan kelangkaan BBM akibat kekeringan serta akses yang terputus.
“Beras 25 kilogram kini dihargai Rp1 juta. Gas elpiji 12 kilogram mencapai Rp800 ribu. Stok makin tipis, dan BBM dibatasi hanya 5–15 liter per keluarga,” ujar Agus.
Tak hanya itu, ia menyebut lonjakan kasus ISPA dan bronchitis di kalangan anak-anak di wilayah terdampak, yaitu Kampung Long Apari, Noha Tivab, dan Noha Silat.
Camat Long Apari, Petrus Ngo, menyampaikan kondisi serupa. Menurutnya, surutnya Sungai Mahakam menyebabkan distribusi barang dan BBM dari kota terhambat total. Harga pangan naik drastis, stok makin menipis, dan listrik kampung bahkan kini dijalankan secara bergilir.
“Kapal-kapal tidak bisa masuk karena air surut. Jalan darat longsor dan putus. Kami hanya mengandalkan bantuan pemerintah,” ungkapnya.
Dalam rapat yang dipimpin Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avun, sejumlah usulan darurat dikemukakan lintas sekto. Mulai dari pembangunan gudang logistik, subsidi ongkos angkut (SOA), hingga permintaan bantuan helikopter untuk pengiriman bahan pokok.