Masyarakat Lokal Berau Dilatih Memimpin Restorasi Mangrove

Mengamati Mangrove
Sumber :
  • YKAN


BKSDA Kaltim lepasliarkan Empat Individu Orangutan di Kutai Timur

Dalam tiga dekade terakhir, Indonesia telah kehilangan 52 ribu hektare kawasan mangrove, atau 1-2% setiap tahunnya. Menurut data dari Center for International Forestry Research (CIFOR), deforestasi dan perubahan tata guna lahan, termasuk kerusakan mangrove, berkontribusi antara 8–20% terhadap total emisi CO₂ global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Di Indonesia, dalam luasan yang sama, hutan mangrove menyimpan lima kali lebih banyak karbon dibandingkan hutan daratan, dan mencakup sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem mangrove global.

"Ekosistem mangrove yang merupakan bagian dari sektor kehutanan dan perubahan lahan, berpotensi memberikan kontribusi sebesar 8% dari target penurunan emisi nasional tahun 2030. Kontribusi ini dapat dicapai melalui pencegahan degradasi dan deforestasi hutan mangrove, serta intervensi ekosistem mangrove yang rusak," jelas Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman.

Jembatan Busui di Batu Sopang Paser Ambruk, Jalan Lintas Provinsi Lumpuh Total

Maka dari itu, perlindungan dan pengawasan kawasan mangrove membutuhkan fokus dan komitmen yang kuat dari para pihak. Selain memulihkan fungsi ekologi, keberadaan kawasan mangrove juga harus mampu menjawab isu ekonomi, sebab kesejahteraan adalah isu utama yang paling mendasar dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat pesisir.

Melalui kegiatan ini, YKAN berupaya untuk mensinergikan kedua isu tersebut dan memberikan jalan tengah dalam pengelolaan kawasan mangrove. 

Potensi Investasi Smart City di IKN jadi Percontohan Negara Lain

"Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang potensi mangrove sebagai ekosistem yang dapat mendukung pendanaan alternatif dan manfaat finansial yang berkelanjutan," tutup Ilman.

Pada saat ini, YKAN sedang mendampingi lima kelompok pengelola mangrove di lima kampung yang berbeda di Kabupaten Berau, yaitu Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pegat Batumbuk di Kampung Pegat Batumbuk, Tim Pengelola Mangrove (TPM) Teluk Semanting di Kampung Teluk Semanting, Khatulistiwa Kampung di Kampung Suaran, Konservasi Mangrove di Kampung Karangan, dan Tabalar Mangrove Lestari (TML) di Kampung Tabalar Muara.