Tiap Kemarau Long Apari Terjebak Krisis, Martina Wau Tuntut Jalan Permanen

Sungai Mahakam Surut
Sumber :

Selama ini, lanjut Martina, Sungai Mahakam menjadi satu-satunya jalur transportasi utama, namun kondisi sungai yang deras dan berbahaya, terutama di musim kemarau atau penghujan, kerap menimbulkan korban. Ia berharap tidak ada lagi warga yang harus kehilangan nyawa hanya karena akses jalan yang tidak layak.

Pengiriman Bantuan hanya Solusi Tambal Sulam, Mahulu Tetap Terjebak Krisis Tiap Tahun

“Jangan lagi ada korban jiwa dari masyarakat, bahkan keluarga kami, akibat dari ganas dan derasnya arus riam Sungai Mahakam yang selama ini menjadi satu-satunya jalur transportasi kami,” ungkapnya.

Martina menegaskan, masyarakat di perbatasan tidak menuntut kenyamanan berlebihan.

Api Membakar Perbukitan, Ditsamapta Polda Kaltara Turun Tangan Padamkan Karhutla

“Tolong, kami tidak meminta kenyamanan. Kami hanya minta jaminan keselamatan perjalanan bagi masyarakat kami. Berikan kami jalan dan jembatan yang layak dan memadai untuk kami lewati. Agar kami bisa keluar dari persoalan dan derita kami setiap tahunnya. Dan ini sudah kami alami selama berpuluh-puluh tahun lamanya,” kata Martina.

Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Multisektor Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang digelar 25 Juli lalu oleh BPBD Mahakam Ulu, terungkap bahwa penurunan debit Sungai Mahakam telah menyebabkan lumpuhnya distribusi logistik ke wilayah hulu seperti Long Apari, Noha Tivab, dan Noha Silat. Harga beras melonjak hingga Rp1 juta per 25 kilogram, gas elpiji mencapai Rp800 ribu per tabung, dan BBM dibatasi hanya 5–15 liter per keluarga.

Abrasi Sungai Mahakam Picu Longsor di Kutai Barat, Relokasi Jadi Opsi Pemerintah

Kondisi ini juga membuat listrik hanya bisa dioperasikan secara bergiliran. Di sisi lain, jaringan komunikasi melemah, dan kasus penyakit ISPA mulai meningkat, terutama pada anak-anak.

Pemerintah kabupaten tengah menyiapkan draf penetapan status siaga darurat dan mendistribusikan bantuan beras dari Dinas Ketahanan Pangan. Namun di tengah distribusi bantuan itu, desakan warga seperti yang disuarakan oleh Martina Mau menegaskan perlunya solusi jangka panjang, bukan hanya respon darurat tahunan.

Halaman Selanjutnya
img_title