Pesona Buduk Udan dan Kisah Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Melawan Keterbatasan

Buduk Udan
Sumber :

Menurut Seno, pendekatan seperti ini penting agar konservasi tidak hanya menjadi tugas negara, tetapi menjadi bagian dari kehidupan warga.

Sungai Mahakam Surut Picu Krisis Logistik, Pertamina Pastikan Pasokan LPG Tetap Jalan hingga Long Apari

“Kami berharap destinasi wisata Buduk Udan dapat dikembangkan dan dilestarikan, sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Kami juga mengharapkan para mitra, pemerintah daerah, dan berbagai pihak turut mendukung pengembangan ini,” tegasnya.

Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Long Bawan, Hery Gunawan, membenarkan bahwa pengembangan wisata di Krayan tak lepas dari tantangan infrastruktur yang masih terbatas.

Harga Beras Tembus Rp1 Juta, Warga Long Apari Terjepit Ancaman Kekeringan

“Memang benar, sebagian besar kendaraan di sana dari Malaysia, terutama kendaraan roda empat. Ekonomi sangat berhubungan langsung dengan Malaysia karena aksesibilitas lebih dekat dengan Malaysia. Karena akses jalan darat saat ini masih proses pembangunan dari Malinau tembus Long Bawan,” ujar Hery.

Konsep yang diusung adalah wisata berbasis komunitas. Tak ada hotel modern, pengunjung diajak menginap di homestay warga, menyantap makanan rumahan, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat Dayak Lundayeh.

Pekerja Keamanan Adukan PT SSI ke Disnakertrans Bulungan, Puluhan Ijazah Masih Ditahan

Bagi yang menginginkan fasilitas lebih lengkap, tersedia penginapan di Long Bawan, yang menjadi pintu utama Krayan sekaligus pusat logistik kawasan perbatasan ini.

Buduk Udan bukan hanya destinasi, tapi juga cermin keberhasilan kolaborasi antara warga desa dan lembaga konservasi. Ia menjadi simbol bahwa dari pelosok perbatasan, masyarakat bisa bangkit dan menghidupi desanya. Tentu saja dengan tetap menjaga hutan dan alam tempat mereka berpijak.