Yayasan Arsari dan Otorita IKN akan Menambah Pulau Suaka Orangutan di Teluk Balikpapan
IKN, Kaltim – Otorita Ibu Kota Nusantara dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo berencana menambah 1 pulau suaka untuk orangutan di Pusat Suaka Orangutan di Penajam Paser Utara.
Keputusan itu diambil setelah Otorita Nusantara bersama Yayasan Arsari menggelar rapat revitalisasi dan rencana program tahunan bersama Balai Konservasi dan Suber Daya Alam, Provinsi Kalimantan Timur.
Berkat Gulo, Direktur Lingkungan Yayasan Arsari mengatakan Berkat Gulo, Direktur Lingkungan di Yayasan Arsari, menjelaskan saat ini di Kawasan Teluk Balikpapan ada banyak gugusan pulau. Pulau - pulau tersebut yang rencananya dikembangkan menjadi pulau suaka orangutan.
“Nantinya pihak otorita Nusantara yang akan menentukan pulau suaka yang baru, karena harus ada hasil survei keanekaragaman hayati dan feasibility study,” sebutnya.
Pulau suaka ini akan menyediakan habitat yang aman bagi orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan kembali ke alam liar dan berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi satwa liar lain yang dilindungi di wilayah Nusantara.
Sebelumnya, Yayasan Arsari sudah membuat pulau suaka orangutan di Pulau Kelawasan seluas 254 hektar. pulau ini sudah menjadi bagian dari Tempat Perlindungan Orangutan Arsari dan saat ini menampung lima orangutan.
Rencananya, pulau Kelawasan juga akan dikembangkan lagi. Otorita Nusantara dan Yayasan Arsari akan memulai pengembangan dari sarana - prasarana. Setelah itu paralel akan lanjut feasibilty study di pulau sekitarnya untuk rencana pengembangan pulau suaka lainnya.
“karena semakin banyak orangutan yang membutuhkan perlindungan, kami berencana untuk menambah pulau suaka lainnya. Pulau -pulau ini merupakan gugusan pulau yang ada di Teluk Balikapapan,” katanya.
Selain Pulau Kelawasan, yayasan juga mengelola Fasilitas Konservasi Tanjung Buaya, yang kaya akan vegetasi dan menjadi rumah bagi 28 jenis pohon berbeda, termasuk pohon manggis dan jambu biji.
“Tanjung Buaya, seperti Pulau Kelawasan, berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi orangutan dewasa yang tidak bisa dilepasliarkan kembali ke alam liar. Sebelum memindahkan orangutan ke fasilitas ini, kami memastikan bahwa semua kondisi yang diperlukan sudah memenuhi standar yang ditetapkan,” tambahnya.
Dalam rapat rencana tahunan, Yayasan Arsari bersama Otorita Nusantara juga membahas Penguatan Kapasitas Kelembagaan melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengawetan Flora dan Fauna Melalui Konservasi Orangutan dan satwa Liar Lainnya, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelibatan Masyarakat dalam Produksi Pakan Orangutan di Sekitar pusat suaka, Monitoring dan Evaluasi.
“Dalam pembahasan bersama Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam, yang menjadi poin adalah revitalisasi pusat suaka. Karena selama ini suaka orangutan sudah menjadi tempat penyelamatan orangutan sekalogis education center, kembali diusulkan menjadi pusat pendidikan dan penelitian juga ecotourism” jelasnya.
Pungky Widiaryanto, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air, Otorita Nusantara, mengatakan upaya konservasi di wilayah Nusantara terus dilakukan. Selain monitoring dan pengawasan, pihaknya juga terus melakukan pengembangan keanekaragaman hayati di wilayah Nusantara.
“Upaya konservasi tetap berjalan. Tidak hanya orangutan, tapi semua keanekaragaman hayati. Jika ada satwa lindung yang terjebak di area pembangunan, akan diberikan rekomendasi translokasi. Misalnya di area pembangunan jalan tol, meski bukan Nusantar, tetap direkomendasikan translokasi,” katanya.