Orang Utan Morio Melawan Kepunahan: Habitat Rusak, Hutan Menyempit, dan Kelaparan Mengintai
“Tapi kasihan, makanannya makin susah,” kata Lina, suaranya tenggelam oleh gemuruh tambang di belakang warungnya.
Ia ingat pernah ada orang utan yang meminta makan di pinggir jalan, hingga akhirnya petugas BKSDA Kaltim memindahkannya. Kementerian Kehutanan menyebutnya “interaksi negatif”—bukan konflik dengan warga, tapi dampak hutan yang raib. Sarang mereka kini mudah dilihat, cukup cari pohon sawit yang pucuknya lenyap.
Kapolres Kutai Timur, AKBP Chandra Hermawan, menegaskan tak pernah ada lapora soal penganiayaan maupun pembunuhunan terhadap orang utan. Warga Kutai Timur sangat memahami kondisi orang utan, termasuk habitatnya.
“Tujuh bulan saya di sini, tak ada laporan warga mengganggu orang utan,” katanya.
Polisi rutin menyisir titik-titik rawan kemunculan satwa ini di jalur Perdau, yang menghubungkan Kutai Timur dengan Berau, bahkan hingga Kalimantan Utara.
“Kalau ada pelanggaran, kami tak main-main. Ini satwa dilindungi, sorotan dunia,” tegasnya. Kesadaran warga dan kehadiran polisi menjaga Perdau tetap aman bagi primata ini, setidaknya dari ancaman manusia langsung.