86 Persen Wilayah Masih Hutan, Mahulu Gandeng YKAN Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Masyarakat Adat Mahakam Ulu
Sumber :

Mahakam Ulu – Dengan 86 persen wilayahnya masih berupa tutupan hutan, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, memegang peranan penting dalam menjaga ekosistem Kalimantan. Untuk memastikan hutan yang luas ini tetap lestari sekaligus mendukung kemajuan masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Mahulu resmi menggandeng Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam perjanjian kerja sama lima tahun ke depan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di Jakarta, Rabu (18/6/2025). Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh menekankan bahwa wilayahnya memiliki hutan hujan terluas di provinsi ini, menjadikan pelestarian alam sebagai prioritas pembangunan.

“Kabupaten kami memiliki hutan hujan terluas di Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, kemitraan strategis ini menjadi penegasan komitmen Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu untuk menjadikan pembangunan berkelanjutan sebagai pijakan utama dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan daerah,” ujarnya.

Bonifasius menambahkan, pembangunan yang berkelanjutan berarti menyeimbangkan tiga aspek utama. Ketiga aspek itu adalah kelestarian ekologis, pemenuhan kebutuhan sosial dasar, dan penguatan ekonomi lokal.

Ia menyebut kerja sama ini melanjutkan kolaborasi yang sebelumnya telah terjalin dalam Program SEGAR (Sustainable Environmental Governance Across Regions) bersama YKAN dan USAID pada 2020–2024.

“YKAN mendampingi masyarakat di sekitar hutan untuk menekan laju deforestasi melalui tata kelola hutan berkelanjutan, perencanaan tata guna lahan, dan pengembangan komoditas masyarakat,” katanya.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemkab Mahulu yang dinilainya sangat penting untuk masa depan Kalimantan. Ia menyoroti ancaman nyata terhadap hutan di pulau itu dalam tiga dekade terakhir.

“Dalam 30 tahun terakhir hampir 30 persen dari luas hutan di Kalimantan telah beralih fungsi untuk perkebunan dan industri ekstraktif. Padahal hutan Kalimantan sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon dalam jumlah besar,” jelas Herlina.

YKAN menerapkan pendekatan SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan) dalam mendampingi masyarakat kampung, dengan menempatkan mereka sebagai aktor utama dalam perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam.

“Kami mendampingi masyarakat untuk mengenali potensi yang mereka miliki dan menentukan cara mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sembari tetap melindungi hutan yang menjadi warisan leluhur mereka,” terangnya.

Lima kampung di Mahulu yang telah menerima pendampingan YKAN adalah Long Melaham, Batu Majang, Long Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, dan Batoq Keloq. Fokus pendampingan meliputi pengelolaan sumber daya alam, tata ruang, peningkatan kesejahteraan, serta penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.

Sebagai kabupaten yang baru berdiri pada 2013, Mahakam Ulu menyimpan potensi besar sebagai model pembangunan hijau. Dari total wilayahnya, hutan konservasi dan lindung mencakup 668.821 hektare, kawasan hutan produksi terbatas 556.185 hektare, dan hutan produksi 107.316 hektare. Menjaga hutan ini bukan hanya soal konservasi, tetapi juga soal keberlanjutan hidup masyarakatnya.