Potret Kampung Long Beliu, Ekowisata Kampung Rotan untuk Pelestarian Hutan
- YKAN
Potensi rotan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara cukup besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama mitra selama kurun waktu Agustus sampai Oktober 2024 ditemukan bahwa daerah ini memiliki 40 jenis rotan.
Dari temuan tersebut, yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan komersial adalah jenis Rotan Manau, Rotan Sabut, dan Rotan Sega.
Kampung Long Beliu sendiri menyambut dengan antusias kebangkitan rotan yang diinisasi pemda. Kampung ini memiliki rotan yang mudah ditemukan tidak hanya di sekitar hutan kampung seluas 4.633 m2 (SK KLHK 6259 TAHUN 2024), tetapi juga di sepanjang kawasan Sungai Gie, Sungai Kelay, dan Sungai Peteng yang mengelilingi kampung.
Awalnya rotan hanya diolah secara tradisional menjadi salah satu material bangunan, bahan kerajinan tertentu, hingga sumber pangan (umbut). Namun, semuanya berubah di penghujung tahun 2024.
Sebagai salah satu penerima insentif karbon berbasis kinerja dari Bank Dunia, Kampung Long Beliu beranjak untuk fokus ke pengelolaan dan pengembangan produk turunan rotan.
Saat ini Long Beliu mulai fokus ke pengelolaan dan pengembangan produk turunan rotan. Insentif dari skema Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) menggugah masyarakat untuk memaksimalkan potensi lokal mereka yang langsung berdampak pada dua hal, yaitu terjaganya hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Manajer Senior Program Terestrial YKAN Niel Makinuddin mengatakan rotan adalah alternatif penghidupan yang potensial. Terlebih, jika dikelola secara profesonal dan berkelanjutan.