Harga Beras Tembus Rp1 Juta, Warga Long Apari Terjepit Ancaman Kekeringan

Masyarakat Adat Mahakam Ulu
Sumber :

Mahakam Ulu – Baru saja air Sungai Mahakam surut, setelah beberapa waktu lalu pasang tinggi, langsung berdampak pada kehidupan warga di kawasan pedalaman di Kabupaten Mahakam Ulu. Kondisi ini memutus urat nadi kehidupan di kawasan dekat dengan perbatasan Indonesia – Malaysia.

Sungai surut, akses tertutup, harga-harga meroket. Kini warga Kecamatan Long Apari dihantui ancaman kekeringan paling serius dalam satu dekade terakhir.

Tiga kampung di Kecamatan itu kini berada dalam kondisi krisis. Kekeringan yang diperparah oleh surutnya Sungai Mahakam menyebabkan lonjakan harga kebutuhan pokok, kelangkaan BBM, hingga ancaman kesehatan yang makin meluas.

“Stok sembako mulai habis. Harga beras 25 kilogram bisa tembus satu juta rupiah. Gas 12 kilogram kini Rp800 ribu. Ini bukan lagi mahal, ini sudah darurat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Mahakam Ulu, Agus Darmawan, dalam rapat koordinasi yang digelar daring, Jumat malam (25/7/2025).

Dalam rapat yang dipimpin Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Avun itu mengungkap dari data BPBD, sebanyak 569 jiwa di Kampung Long Apari, Noha Tivab, dan Noha Silat terdampak langsung. Kekeringan meteorologis membuat cadangan air tanah menyusut drastis. Cuaca kering yang terus berlanjut sesuai prakiraan BMKG membuat wilayah itu nyaris terisolasi total.

Camat Long Apari, Petrus Ngo, menyebut kemarau membuat volume air sungai sangat rendah sehingga jalur transportasi terhambat. Ini memperparah distribusi bahan pokok ke daerah perbatasan yang memang hanya mengandalkan transportasi sungai.

“Sungai Mahakam semakin surut. Kapal-kapal sulit masuk. Barang tak bisa didistribusikan. Dampaknya harga-harga jadi gila,” ujar Petrus.